Menyelesaikan kuliah sampai tamat adalah
suatu hal yang wajib bagi mahasiswa. Namaku Zia, aku adalah mahasiswa yang
sudah berubah menjadi alumni suatu universitas di kotaku. Tahun 2022 ini menjadi
tahun yang cukup baik bagiku karena aku berhasil menyelesaikan studiku sejak
tahun 2017 lalu.
Pasca kelulusan, sambil menunggu masa wisuda,
aku disibukkan hanya dengan pekerjaan rumah. Ya, menjadi pengangguran
sementara. Sebenarnya, aku mulai memikirkan masa depanku seperti apa, lalu
berusaha tetap mengirimkan lamaran pekerjaan ke sejumlah perusahaan. Bahkan hal
ini sudah aku lakukan saat sebelum lulus kuliah, meskipun masih pasif.
Tidak hanya itu saja, di rumah, aku tidak
benar-benar menganggur. Aku juga memiliki hewan peliharaan berupa kucing.
Awalnya aku mempunyai kucing lebih dari 10 ekor, namun seiring bertambahnya
waktu, ada saja yang mati atau bahkan hilang dan kabur dari rumah.
Orang tuaku sebenarnya agak keberatan jika
terlalu banyak kucing di rumah. Belum lagi ribut dengan tetangga sebelah yang
risih dengan keberadaan kucing-kucingku. Sebenarnya, aku ingin sekali mempunyai
shelter atau rumah singgah kucing sendiri. Ini menjadi cita-citaku yang baru,
yaitu memiliki shelter kucing sendiri.
Keinginanku ini semakin kuat semenjak
tetanggaku mengomel lewat grup Whatsapp akan kelakuan beberapa kucingku. Ya,
mungkin ini salahku juga yang jarang sekali memasukkannya ke dalam kandang.
Namun, sebenarnya aku pun kasihan jika kucing-kucingku selalu berada di dalam
kandang. Lagipula, halaman rumahku luas dan tidak terlalu banyak rumah yang
berdekatan dengan rumahku.
“Kak, gimana kalau beberapa kucingnya dibuang
saja? Terlalu banyak juga di rumah, rumah jadi kotor, belum lagi tetangga
sebelah yang selalu mengomel,” kata Ibu.
“Terserah, buang saja kalau mau,” jawabku.
Aku menjawab seperti itu bukan karena aku
tega, melainkan aku tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti orang tuaku.
Aku sadar diri, aku masih belum memiliki pekerjaan sehingga aku belum mempunyai
penghasilan sendiri untuk memenuhi kebutuhan dan keinginanku. Ibaratnya,
setelah lulus kuliah, aku masih menengadahkan tangan ke orang tua, masih
numpang di rumah orang tua. Jadi, aku pikir aku tidak bisa melakukan apapun
sesuka hatiku.
Inilah yang menyebabkan aku sangat ingin
merealisasikan rencanaku, yaitu membuat shelter kucing sendiri. Hal ini aku lakukan supaya semua
kucing-kucingku bisa pindah dan mendapat tempat yang lebih nyaman daripada di
rumah.
Walaupun hal tersebut tidak mudah, tetapi aku
yakin suatu saat nanti aku pasti bisa merealisasikannya. Ya, ini hanya soal
waktu. Aku bahkan sudah memikirkan dimana sekiranya lokasi yang cocok untuk
membangun shelter sendiri, kira-kira berapa harga tanah dan bangunannya, serta
biaya kebutuhan sehari-hari kucing dan juga biaya operasional lainnya. Belum
lagi aku sudah memikirkan akan membuka lowongan pekerjaan bagi orang-orang yang
membutuhkan pekerjaan agar bisa bekerja
di shelterku.
Mengingat keinginanku tersebut terlalu tinggi
untuk kuraih, apalagi aku masih menjadi pengangguran. Aku hanya baru bisa
mengkhayalkannya saja. Ayahku juga mendukung ide ibuku untuk membuang beberapa
kucing. Saat ini, sudah ada 2 kucing jantan dewasa yang dibuang oleh kedua
orang tuaku ke suatu tempat yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari lokasi
rumahku. Namun, cukup jauh jika dijangkau oleh kucing-kucingku.
Aku sadar, sebenarnya mereka juga tidak tega
membuangnya, ibuku juga selalu membelikan makanan kucing-kucingku di rumah,
membelikan pasir, dan juga cukup menyayanginya. Sementara aku, hanya membantu
merawatnya dan juga membelikan beberapa vitamin dan obat-obatan.
Semenjak lulus, kesibukanku hanya merawat
kucing di rumah, sembari aktif melakukan beberapa kegiatan lain di rumah yang
biasa aku lakukan. Hingga suatu hari, aku mendapat panggilan interview di suatu perusahaan pengolahan
pangan di kotaku. Ini kesempatan yang bagus! Siapa tau, aku bisa lolos di
perusahaan kali ini dan bisa mulai bekerja.
Salah satu pertimbanganku memilih bekerja di
kotaku juga ialah agar lebih dekat dengan keluarga dan lebih mudah untuk
merawat kucing-kucingku. Jadi, aku tidak perlu pergi keluar kota untuk ngekos
saat bekerja, atau bahkan harus mengeluarkan biaya lebih untuk sekedar
transportasi.
Beberapa hari kemudian pasca interview, aku mendapat informasi bahwa
aku lolos diterima bekerja di perusahaan tersebut. Aku sangat senang, ini adalah kali pertama
aku bekerja setelah lulus kuliah beberapa bulan lalu. Alhamdulillah, setidaknya
sekarang aku punya pekerjaan tetap dan bisa mendapatkan penghasilan setiap
bulannya.
“Bu, aku lolos di perusahaan ini, minggu
depan aku mulai bisa bekerja!” kataku pada Ibu.
“Wah? Alhamdulillah, kalau begitu, berarti
tidak usah ngekos ya?” tanya Ibu dengan raut wajah yang sumringah.
“Iya, kantornya juga masih di kota ini, cukup
naik ojek online sekali langsung
nyampe.”
Beberapa tahun kemudian...
Alhamdulillah, setelah cukup lama bekerja,
aku memiliki tabungan yang mana tabungan ini aku buat khusus untuk membuat
shelter kucing. Ya, aku akan membuat shelter kucing sendiri dengan hasil jerih
payahku sendiri. Aku merasa keberatan jika mendapat tambahan biaya dari orang
tua, karena sebelumnya aku ingat mereka sudah pernah membuang kucingku. Aku
memang sudah memaafkannya, tetapi akan terasa sulit juga jika menerima bahwa
jika mereka ingin turut berkontribusi.
Walaupun begitu, aku tetap menghargai bagi
siapa saja yang ingin turut berpartisipasi dalam pembangunan shelter kucingku.
Secara perlahan, aku juga akan membuka donasi bagi siapa saja yang ingin
berdonasi untuk kucing-kucing yang ada di shelterku. Shelterku ini juga akan
menerima kucing buangan dari para pemilik yang mungkin tidak bisa merawatnya
kembali, menerima kucing jalanan yang ingin di-rescue, dan juga mengambil kucing jalanan yang membutuhkan bantuan,
atau bahkan anak kucing tanpa induk.
Perlahan tapi pasti, aku ingin shelterku ini
bisa berkembang dengan baik seperti kebanyakan shelter lainnya. Aku ingin
shelterku ini bisa menjadi tempat yang bermanfaat yang bisa memberikan bantuan
bagi para hewan terlantar, terutama kucing. Aku tidak menutup kemungkinan untuk
menerima hewan lain, namun untuk saat ini aku ingin shelterku ini fokus
terlebih dahulu ke perawatan kucing-kucing.
Alhamdulillah juga aku sudah mempunyai 2
orang karyawan yang bekerja di shelterku. Karyawanku ini bertugas menjaga
kucing-kucing yang ada, merawat, dan juga membersihkan shelter. Karyawanku juga
sangat menyayangi hewan, jadi aku bisa merasa terbantu dengan keberadaan
mereka. Sementara aku bisa bekerja kembali dengan tenang, sambil sesekali mampir
ke shelter kucingku tersebut untuk mengecek kondisi shelter dan para kucing.
Dari masa laluku yang mana bercita-cita ingin
mempunyai shelter sendiri akhirnya terwujud. Walaupun tidak instan dan
membutuhkan usaha serta kerja keras, aku yakin cita-cita tersebut akan
tercapai. Jadi, sebaiknya kita tetap yakin, berusaha, dan juga percaya bahwa
kita bisa meraih cita-cita kita tersebut di kemudian hari.
Comments
Post a Comment