Zaman modern ini mulai banyak sekali jenis makanan baru yang sebelumnya belum ada atau belum diciptakan. Banyak perusahaan makanan yang membuat resep baru sehingga menghasilkan produk yang makin beragam dan unik-unik. Tidak hanya itu, masyarakat yang mengetahuinya pun tentu ingin mencobanya, belum lagi jika perusahaan/restoran tersebut sedang membuka promo besar-besaran, pasti banyak orang yang menghampirinya.
Hal diatas membuat masyarakat yang berkunjung menjadi senang dan terpacu untuk membeli produknya dalam jumlah banyak. Tentu hal ini akan menguntungkan bagi perusahaan/restoran makanan tersebut, karena produk barunya banyak digemari masyarakat
Pada
dasarnya, manusia adalah makhluk visual. Jika melihat produk makanan yang menarik
otomatis ada rasa ingin mencobanya. Tetapi, jika makanan tersebut tidak habis
dikonsumsi, maka orang akan membuangnya, dimana hal tersebut dapat teradinya
sampah makanan.
Sumber: Freepik.com |
Menurut Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) pernah memperkirakan bahwa sepertiga makanan yang diproduksi terbuang atau hilang begitu saja setiap tahunnya. Jika dikonversikan menjadi uang, nilainya sekitar 14 kuadraliun atau 14.000 triliun rupiah. Wow sangat besar bukan? Sebagai kaum milenial yang cerdas, kita harus mampu mengendalikan hal tersebut cukup dengan hal-hal kecil dan mudah dilakukan.
Berikut contoh hal yang dapat dilakukan dalam upaya mengurangi sampah makanan:
1. Ambil Makanan Secukupnya
Ketika kita berada di sebuah restoran, ambillah makanan secukupnya sesuai porsi makan masing-masing, hal ini dilakukan agar tidak terjadifood waste apabila sudah kenyang sebelum makanan habis. Lebih baik menambah, daripada membuang makanan.
2. Konsumsi Makanan Secukupnya
Konsumsi makanan yang memang hanya dimakan, dan tidak mengambil makanan yang sekiranya tidak disukai atau tidak dimakan. Masih banyak orang-orang yang hanya terbawa nafsu untuk dapat mengkonsumsi banyak jenis makanan dalam satu kali makan. Jadi, konsumsilah secukupnya ya.
3. Habiskan Makanan
Apabila sudah cukup dalam mengambil dan mengkonsumsi makanan, maka selanjutnya adalah menghabiskan makanan yang ada di piring sampai benar-benar habis, dan sisa makanan yang terbuang hanya sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali.Hal ini dapat membantu dalam upaya mengurangi sampah makanan.
Banyak saudara-saudara kita yang masih kekurangan gizi akibat kekurangan makanan, banyak yang masih mengalami berbagai penyakit seperti stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam aktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Diketahui, menurut riset Data Riset Kesehatan Nasional (Riskesdas) 2018 menunjukkan 30,8% balita di Indonesia mengalami stunting. Angka ini memang turun jika dibandingkan data Riskesdas 2013, yakni 37,2%. Akan tetapi, kondisi darurat stunting tersebut juga diperparah oleh kebiasaan masyarakat Indonesia yang ternyata sering membuang-buang makanan.
Sumber: Freepik.com |
Sangat disayangkan jika mengetahui hal tersebut, namun tidak ada upaya pencegahan atau mengurangi kebiasaan membuang-buang makanan. Padahal, kita menyadari bahwa perilaku membuang-buang makanan adalah sangat tidak baik. Kita harus bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan dengan cara mengkonsumsi makanan secukupnya dan tidak membuang-buang makanan.
Ada beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan oleh para pelaku usaha makanan atau restoran yang dapat membantu mengurangi food waste, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Membuat Sistem Denda
2. Menggunakan Wadah Ukuran Kecil
Dengan menggunakan ukuran wadah yang lebih kecil, konsumen dapat mengambil makanan lagi apabila dirasa kurang, tanpa merasa terlalu banyak mengambil makanan saat diawal. Pihak restoran juga dapat menyediakan variasi ukuran wadah supaya konsumen dapat memilih ukuran yang sesuai dengan porsinya masing-masing.
3. Membuat menu makanan dengan daftar komposisinya
Membuat menu makanan dengan daftar komposisinya membuat para konsumen mengetahui bahan apa saja yang digunakan dalam membuat 1 porsi makanannya. Mungkin sebagian besar konsumen memiliki alergi terhadap bahan tertentu, sehingga dengan adanya daftar komposisi bahan makanan, konsumen mengetahui apa saja yang dapat ia makan dan tidak.
4. Melayani take away
Apabila konsumen sudah merasa kenyang dengan makanan/minuman yang dikonsumsinya, dan makanannya masih tersisa di piring, sebaiknya bisa dibungkus kembali untuk dibawa pulang. Dengan begitu, dapat mengurangi sampah makanan yang terbuang di restoran tersebut, selain itu konsumen pun dapat mengkonsumsinya kembali dimanapun dan kapanpun.
Menerapkan gaya hidup minim sampah makanan dapat membantu Indonesia dalam hal mengurangi peristiwa membuang-buang makanan. Selain itu, dari gaya hidup minim sampah makanan juga dapat membuat kita lebih mensyukuri terhadap makanan yang dapat kita konsumsi, karena seperti yang kita tahu bahwa masih banyak saudara-saudara kita diluar sana yang mengalami kekurangan gizi bahkan stunting. Yuk, mulai sekarang kita terapkan gaya hidup minim sampah makanan yang tentunya membuat kita lebih bahagia.
Sumber:
Apa itu Stunting ? – Dinas Kesehatan (karanganyarkab.go.id)
Keyword:
Sampah makanan – Gaya hidup minim sampah
makanan – Food waste
Makan dimakan jadi sampah perut juga 😂
ReplyDelete